Tuesday 24 April 2012

Belajar di Luar/Alam bebas, Bukan Hlangan untuk Menimba Ilmu

Drs. Shohibul Izar, mengajari anak-anak TK Harapan Goa Cina di Luar kelas, di Gubuk tengah hutan Sitiarjo-Sumbermanjing Wetan Malang

Bukan suatu halangan bagi guru dan siswa TK Harapan Goa Cina untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sebuah gubuk sederhana di tengah hutan Sitiarjo-Sumbermanjing Wetan Malang, karena sekolahannya terkunci yang kuncinya dibawa oleh salah satu guru yang saat itu absen mengajar, terpaksa kegiatan belajarnya dilakukan digubuk yang terbuka dan ditutup terpal, tapi tetap enjoi.
Bagi sebagaian orang, mungkin hal itu tidak lazim dilakukan tapi hal itu tidak berlaku bagi guru dan siswa TK Harapan Goa Cina, yang terpenting adalah tetap belajardan belajar walau gurunya non PNS dan Non Gaji, siapa berani????  

Pak Zainuri Malik, salahsatu guru TK Harapan Goa Cina dengan telatennya membimbing anak-anak untuk bemain sambil belajar dengan mengedepankan kearifan lokal


Mengenal Lebih Dekat, Pendidikan Sosial di Pinggiran

Camat Gedangan-Malang (batik) bersama ibu saat mengunjungi Rumah Pintar 'Griya Harapan' didampingi Ust. Shohibul Izar dan Owner HARAPAN MANDIRI Bajulmati, Mahbub Junaidi (pakai blankon hitam)
Mestinya berbagai pihak terutama pemerintah bersyukur dengan keberadaan HARAPAN MANDIRI Bajulmati-Gedangan Malang yang telah berbuat banyak demi kemajuan wilayah yang sangat jauh dari pusat pemerintahan, pendidikan dan bisnis/perekonomian. Harapan Mandiri telah banyak merubah pola pikir masyarakat Bajulmati betapa pentingnya pendidikan bagi anak anak mereka untuk menyongsong hari depan yang lebih baik, melalui jalur formal maupun informal. Salah satu terobosan yang dilakukan oleh Harapan Mandiri untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa adalah dengan mendirikan unit-unit pendidikan, ada Taman Pendidikan Al Qur'an, PAUD Bina Harapan, TK HARAPAN, TK Tunas Harapan, Rumah Pintar Griya Harapan dan Perpustakaan Harapan. Semua diklola dengan baik oleh dua orang bersaudara Drs. Shohbul Izar dan Mahbub Junaidi yang asli Mojokerto. Keduanya berkiprah di pedalaman Malang Selatan sejak 1989, keduanya tertarik untuk terjun di Bajulmati-Gedangan karena panggilan jiwa karena melihat masyarakat di sana sangat tertinggal dalam segala hal waktu itu (1989) terutama bidang pendidikan. 
Dalam kehidupan sosial, keduanya sangat memberi warna positif bagi warga Bajulmati-Gedangan Malang, sehingga masyarakat Bajulmati mampu berinteraksi dengan semua kalangan/gologan masyarakat luar. 


Camat Gedangan didampingi Owner Harapan MandiriBajulmati, Mahbub Junaidi saat membuka acara Pelatihan Manajemen Masjid bagi Ta'mir Masjid di wilayah Kec. Gedangan, Kec. Sumbermanjing Wetan, Kec. Bantur di Masjid Al Azhar, Bajulmati

Sambutan Positif oleh pihak pemerintah yang diwakili Camat Gedangan untuk memberikan dukungan moril bagi kelangsungan pembinaan masyarakat Bajulmati secara totalitas. Dukungan tersebut begitu sangat berarti bagi masyarakat Bajulmati untuk berbuat lebih banyak lagi.  

Foto Bersama seusai acara pelatihan Manajemen Masjid dan Kader POSDAYA berbasis Masjid oleh LPM UIN Maliki Malang, yang dipimpin langsung oleh Ketuanya, ibu Dr. Hj. Mufidah Ch. M. Ag.
    Terima kasih semuanya

Wednesday 18 April 2012

Masjid Sebagai Penggerak Perubahan Sosial

Ketua LPM UIN Maliki Malang, DR. Hj. Mufidah Cholil M.Ag. seusai pelatiahan Manajemen Masjid dan Kader Posdaya di Masjid Al Azhar Bajulmati-Gedangan Malang

Kepedulian di Usia Muda: FKI Blitar Berbagi Dengan Harapan Mandiri

Mahbub Junaidi (duduk) saat menerima kunjungan FKI (Forum Al Kahfi Al Islamiyah) Blitar di depan Rumah Pintar 'Griya Harapan'
Sebanyak 6 orang pengurus dan anggota FKI Blitar berkunjung ke Bajulmati-Gajahrejo-Gedangan Kab. Malang pada hari Senin, 16 April 2012 guna mengisi liburan pendek sekaligus ingin belajar dan melihat dari dekat metode yang diterapkan oleh Drs. Shohibul Izar dan Mahbub Junaidi dalam menangani pendidikan, sosial, keagamaan di daerah terpencil/pinggiran di Malang selatan. Rombongan dipimpin oleh mas Afif tiba di Bajulmati sekitar jam 11.00, langsung menuju ke arah perkampungan Goa Cina untuk melihat Unit Pendidikan Taman Kanak kanak Harapan. Begitu melihat kondisi tempat belajar Taman Kanak kanak Harapan di kampung Goa Cina, semua rombongan merasa terenyuh melihat kesederhanaan sekolahan tersebut. Ternyata masih ada sekolahan yang kondisinya seperti ini, kata salah seorang peserta dari FKI. Dengan kondisi serba kekurangan tapi tetap eksis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa memberantas kebodohan di negri ini.

Setelah dirasa cukup di TK Harapan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Goa Cina yang jaraknya sekitar 1 KM dari TK Harapan. Semua rombongan menikmati pemandangan pantai Goa Cina yang sangat eksotik dan tidak ada duanya di tempat lain.

Sekitar pukul 12.30 mereka meninggalkan Pantai Goa Cina untuk menuju Pantai Watu Bolong Bajulmati dan ke Taman Kanak kanak Harapan Bajulmati, yang tempatnya di Puncak gunung. Untuk kedua kalinya rombongan dibuat berdecak kagum bercampur prihatin, sebab melihat sarana belajar bagi TK Harapan yang begitu memprihatinkan, namun  tetap bisa menjalankan kegiatan belajar bagi siswanya, Ruang kelasnya yang tidak bedinding, langsung bersebelahan dengan hutan dan hamparan tambak udang milik cina, jauh dari pemukiman penduduk, tapi semua tidak menjadi penghalang untuk memajukan pendidikan di Bajulmati. Dengan motto FASILITAS TERBATAS, KUALITAS HARUS TERATAS, kata Mahbub Junaidi, tokoh masyarakat yang menggagas berdirinya TK Harapan di Bajulmati dan Goa Cina, pendidikan di Bajulmati takkan pernah surut.

Berpose di depan salah satu ruang kelas TK Harapan Bajulmati bersama Mahbub Junaidi (pakai balnkon hitam)
 
Dengan mengambil latar salah stu ruang kelas TK Harapan Bajulmati yang tanpa dinding, rombongan FKI Blitar berpose

Begitu rombongan merasa cukup untuk melihat TK Harapan, maka perjalanan dilanjutkan melihat SDN Gajahrejo III sekilas dari luar gedung, dan tidak begitu tertarik untuk menggali lebih jauh tentang SDN Gajahrejo III, Oleh Mahbub Junaidi diarahkan langsung menuju Rumah Pintar 'Griya Harapan', PAUD 'Bina Harapan' dan perpustakaan Harapan yang sekaligus sebagai tempat tinggal Drs. Shohibul Izar. D Rumah pintar rombongan mendapatkan penjelasan yang begitu banyak dari Ust. Izar (panggilan akrab Shohibul Izar) tentang kegiatan di Bajulmati, termasuk POSDAYA (Pos PemberdayaanKeluarga). Rombongan belajar tentang pertanian organik, pertanian Verticulture dan lain lain

Berpose di depan Rumah Pintar saat akan berpamitan. Selamat Jalan
 
Kapan mencoba, mempraktikkan semua ilmunya??? Kapan datang lagi ke Bajulmati???

Saturday 14 April 2012

Memprioritaskan Akhirat tanpa Mengabaikan Dunia

Ust. Muslikhin mengajak Sholat berjamaah Ashar di Pantai Ungapan, di sela-sela kesibukan dunia masih ingat urusan ibadah (harus)

Friday 13 April 2012

MAKAN APA dan MAKAN SIAPA???





Melihat orang-orang yang nasib dan nasabnya kurang beruntung selalu berpikir keras untuk mempertahankan hidup dengan tetap menjaga agar dapurnya tetap mengepul, makan apa aku besok???

Orang-besar yang nasab dan nasibnya lagi mujur jarang memikirkan orang-orang yang termajinalkan, dalam pikirannya hanya: makan siapa aku besok???

Fasilitas Terbatas, Kualitas Teratas: Menunggu Sesuatu Yang Tidak Jelas Dari Pemegang Kebijakan









Pendidikan yang baik dan layak adalah hak semua warga negara, maka wajib rasanya pemerintah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan di manapun di wilayah NKRI baik di perkotaan maupun pedesaan. Namun kenyataannya banyak saudara-saudara kita yang ada di pedesaan/pinggiran mendapatkan perlakuan yang tidak sama dengan mereka yang hidup di perkotaan. Baik masalah gedungnya maupun tenaga pengajarnya, jumlah dan kualitas tenaga pengajarnya juga jauh berbeda. Logikanya, mana mungkin pendidikan di pedesaan/pinggiran akan/bisa maju kalau perlakuannya tidak sama? 

Ada sebagian masyarakat yang peduli dengan kondisi tersebut, namun sangat terbatas dalam mewujudkan cita-cata tersebut, terutama sarana yang layak untuk tempat pendidikan. Sehinnga dengan sarana yang serba terbatas mereka tetap saja melaksanakan niat baik untuk memperbaiki kondisi pendidikan di daerah pinggiran-terpencil. 
Adalah Shohibul Izar dan Mahbub Junaidi, dua saudara kandung yang asli Mojokerto ini mendedikasikan dirinya untuk kemajuan pendidikan di Bajulmati-Gajahrejo-Gedangan Kabupaten Malang yang jaraknya 80 KM dari kota Malang, sudah berlangsung 20an tahun non PNS non Gaji dari manpun. Sudah 2 TK dan 1 PAUD yang dikelola oleh kedua orang ini yang kesemuanya sarananya sangat terbatas, tapi soal mutu tetap teratas
Kedua orang tersebut tidak mempunyai pekerjaan tetap tapi tetap bekerja untuk ummat/kaum pinngiran, sehingga keduanya tidak mempunyai penghasilan tetap tapi tetap berpenghasilan. 

Gedung/gubuk TK HARAPAN Goa Cina, yang digagas oleh Ust. Shohibul  Izar  dan Mahbub Junaidi







Keadaan Kelas/ruang belajar TK HARAPAN Goa Cina-Sitiarjo-Sumbermanjing Wetan Malang, Mengasyikkan

Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Sosialisasi Jamban Keluarga di Pedalaman

Kunjungan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang di Rumah pintar POSDAYA HARAPAN MANDIRI, dipimpin oleh Bu Yuni dan P. Sapta untuk sosialisasi/tindak lanjut jamban keluarga

Mereka antusias mendengarkan 'kata hati' masyarakat yang ingin hidup lebih sehat

Menyerap aspirasi dan keluhan dari tokoh masyarakat pedalaman (p. Izar) tentang pentingnya hidup sehat

Friday 6 April 2012

Panjatan Do'a, Untaian Do'a

Sholat Ashar di Pantai Ungapan Bajulmati-Gedangan Malang, hal ini sangat kami tekankan kepada para santri TPA agar tetap sholat di manapun. Mahbub Junaidi


Ya Alloh , berikanlah kepadaku kekuatan untuk selalu belajar apapun yg bermanfaat bagi kebaikan hamba , orangtua dan sesama .Tumbuhkan dalam diri hamba semangat untuk selalu melakukan yg terbaik dalam setiap langkahku, dalam setiap rukuk dan sujud hamba kepada Mu , dalam kucuran keringat hamba melewati hari hari kehidupan dengan kerja keras demi menghasilkan karya gemilang, dalam memberikan manfaat nyata bagi kehidupan saudara-saudaraku yang mengalami kesulitan, dalam keterlibatan hamba ikut membangun kesadaran sesama agar tulus mengabdi kepada Mu

Thursday 5 April 2012

Mencari Tempat: Pendidikan di Pinggiran Yang tak Mau Terpinggirkan

Mahbub Junaidi (kaos hitam), Owner HARAPAN Corp. Bajulmati. musyawarah dengan masyarakat pinggiran untuk penguatan pendidikan yang termarjinalkan di kawasan hutan Sitiarjo-Sumbermanjing Wetan-Malang. 4 April 2012

Masyarakat di kawasan hutan di Goa Cina, Sitiarjo-Sumbermanjing Wetan begitu mengebu-gebu untuk memperjuangkan anak-anak mereka agar mendapatkan pendidikan yang layak, mereka menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka sebagai bekal di masa yang akan datang. Akses pendidikan bagi mereka sangat jauh bila ditempuh, sehingga banyak dari anak-anak mereka yang tidak sekolah gara-gara jaraknya yag terlalu jauh dari pemukiman mereka. Pilihannya adalah ke Sendang Biru atau ke Bajulmati. Namun kedua daerah tersebut terhitung jauh, ada pertimbangan sendiri untuk antar-jemput bagi anak-anaknya untuk bersekolah sebab mereka harus berjuang dengan alam demi sesuap nasi di hutan.
Ada sebuah keinginan kuat bagi mereka untuk membuat sekolahan yang layak di kawasan hutan, namun terhalang oleh prosedur yang bertele-tele dan saling berbenturan. Disamping itu persoalan guru yang mau mengajar di daerah terpencil dan tak ada gaji sama sekali itu juga menjadi kendala. 

Drs. Shohibul Izar seorang sarjana berasal Mojokerto-Jatim mendedikasikan dirinya untuk menolong mereka bersama adik kandungnya, Mahbub Junaidi, merintis pendidikan yang sangat murah bahkan cenderung gratis tapi tetap berkualitas. Keduanya mulai terjun di Dusun Bajulmati-Gedangan-Malang sejak tahun 1990an dengan berbekal tekad yang kuat dan atas dorongan/restu dari KH. Masduqi Machfudz, seorang Kyai Kharismatik dari Malang yang punya kepedulian yang sangat besar pada nasib orang-orang pinggiran terutama dalam hal pendidikan. 

 Banyak hal yang perlu digarap di daerah pinggiran yang rata-rata mereka termarjinalkan oleh penguasa dalam segala hal, sangat tidak adil bila melihat kondisi riil antara daerah yang sudah maju dengan daerah yang masih tertinggal/jauh dari pusat kekuasaan. Penyebaran/pemerataan pendidikan juga sangat timpang di daerah-daerah yang infrastrukturnya masih jauh dari ideal. Dari sisi kuantitas/jumlah guru yang jauh dari jumlah kebutuhan, begitu juga kualitasnya, guru, sangat memprihatinkan. Sedangkan daerah yang sudah maju, rata-rata kegemukan/kelebihan jumlah guru dan kualitasnya jauh lebih baik dari guru-guru yang ada di pinggiran. Problema, dilema. Hanya orang-orang yang berjiwa besar saja yang mau terjun di daerah-daerah tersebut, walau tanpa ada gaji sekalipun.

Contoh konkrit di Bajulmati dan sekitarnya, ada TK yang tak berdidnding, itupun hasil jerih payah mereka sendiri demi anaknya agar bisa belajar tanpa harus kepanasan dan kehujanan. Walau dengan tempat yang seadanya, anak-anak tetap semangat untuk menuntut ilmu demi masa depan mereka yang lebih baik.

Bersama Tokoh Masyarakat, Drs. Shohibul Izar berembuk di salah satu TK yang beliau 'ciptakan' di gubuk di tengah ladang. Foto diambil Mahbub Junaidi 4 April 2012
Suasana Belajar di TK Harapan II Goa Cina, P. Nur dengan telaten mengajari anak-anak menulis

Hanya berbekal semangat untuk maju mereka tetap berjalan, walau tak ada gaji sepeserpun

Muskerwil NU: Menggagas Program Prioritas menuju Kinerja Berkualitas

Gus Ipul/Saifulloh Yusuf (wakil Gubernur Jatim) memberikan sambutan saat pembukaan Muskerwil PWNU Jawa Timur
Pada hari Sabtu-Ahad, 31 Maret-1 April 2012 bertempat di Pondok Pesantren As Sunniyah Kencong-Jember Jawa Timur berlangsug Musyawarah Kerja Wilayah (MUSKERWIL) Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang diikuti 44 PCNU se Jawa Timur dan dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifulloh Yusuf atau Gus Ipul. Dalam sambutannya Gus Ipul menekankan pentingnya pendidikan bagi para generasi muda terutama warga NU, agar tidak tergerus mentalnya oleh perkembangan zaman. Walau dengan gaya pesantren, guyonan, Gus Ipul tetap mewanti-wanti para Kyai untuk serius dalam menangani persoalan pendidikan khususnya di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya.

KH. Mutawakkil A. Ketua Tanfidz Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur

Delegasi dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Malang, dipimpin langsung oleh KH. Marzuki Mustamar (ketua Tanfidziyah)