Jombang,
NU Online Kabar mengejutkan datang dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum
(PPBU) Tambakberas Jombang. Salah satu pengasuhnya, KH Irfan Soleh (Gus
Irfan), dikabarkan diperiksa Bareskrim Mabes Polri terkait laporan dari
kelompok yang menamakan diri MTA yang berpusat di Solo.
Saat
ditemui di kantor yayasan kemarin, Pengasuh ribath Al-Hamidiyah Bahrul
Ulum yang juga ketua yayasan PPBU ini membenarkan kabar tersebut. ’’Iya,
saya memang dimintai keterangan Bareskrim Polri,’’ ucapnya. Namun itu
sudah berlangsung sebulan lalu. “Saya dimintai keterangan pada Selasa 23
April 2013,” bebernya.
Ia mengaku diperiksa selama hampir sembilan jam. “Saya masuk pukul 08.00 pagi dan baru keluar pukul 16.30,’ jelasnya.
Seingatnya, ada 27 pertanyaan yang diajukan penyidik kala itu. “Saya
juga diminta menandatangani BAP (berita acara pemeriksaan),” ungkapnya.
Namun dari 27 pertanyaan yang diajukan, yang dia tandatangani di BAP
hanya belasan. “Di BAP sekitar 12 pertanyaan saja, karena sepertinya
diringkas,” jelasnya.
Begitu datang, ia ditanya terkait
perasaannya mendapat panggilan Bareskrim Polri. “Ya kaget, karena belum
pernah,” ucapnya mengulangi jawabannya.
Selanjutnya, ia ditanya
langkah yang dilakukan pasca menerima panggilan tersebut. “Saya jawab
setelah terima panggilan saya ke Polres Jombang untuk konsultasi,
hasilnya, saya diminta memenuhi panggilan itu. Makanya saya datang,”
bebernya.
Pertanyaan penyidik selanjutnya mulai masuk dalam
materi pemeriksaan. Mula-mula, dia diminta menyaksikan rekaman video.
“Video itu berisi ceramah KH Marzuki Mustamar (Ketua PCNU Kota Malang)
pada acara haflah akhirussanah dan Harlah Pesantren Bahrul Ulum
Tambakberas ke 186 pada 2011 silam,” terangnya.
Ia lantas
dikonfirmasi terkait poin ceramah Kiai Marzuki yang menerangkan tentang
Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) yang berpusat di Solo. Pada ceramahnya,
Kiai Marzuki mengulas beberapa pandangan MTA yang tak sesuai dengan NU.
Misalnya pandangan MTA bahwa anjing tidak najis karena tak ada teks
Al-Qur’an yang menyebutkannya. Kemudian tentang tahlilan dan ziarah
kubur yang diharam-haramkan MTA dalam setiap pengajiannya. Sampai-sampai
ada statemen bahwa zina lebih baik dibanding tahlilan.
“Poin-poin ceramah Kiai Marzuki yang seperti itu dianggap mencemarkan
nama baik MTA. Makanya mereka lantas melapor ke Bareskrim Polri,”
bebernya.
Kiai Marzuki dilaporkan dengan tudingan berlapis
yakni penyebar fitnah, pencemaran nama baik, institusi dan pribadi. Lalu
menyebabkan perasaan tidak nyaman. Juga pelanggaran undang undang IT
dengan ancaman 6 tahun penjara.
“Pelapornya atas nama Drs Medi selaku sekretaris MTA,” kata Gus Irfan. Ia sendiri mengaku tak kenal dengan Medi.
Ia pun sempat ditanya penyidik apakah setuju dengan isi ceramah Kiai
Marzuki. “Saya jawab, untuk penguatan jamiyah NU, saya setuju. Karena
memang ceramahnya di Tambakberas yang merupakan tempat pendiri NU.
Hadirin yang mendengarkan juga dari para santri, alumni dan undangan
yang seluruhnya NU,” tegasnya.
Ia lantas dicecar terkait
perannya dalam materi ceramah itu. “Saya ditanya apakah menyiapkan teks
ceramahnya dan mengarahkan isi ceramah Kiai Marzuki itu. Tentu saya
jawab tidak. Tidak ada kultur seperti itu di pesantren. Ilmu kiai justru
mampet kalau bicaranya diarahkan dan dibatasi. Saya tegaskan bahwa kiai
yang diundang ceramah di Tambakberas itu pilihan. Dan kita mengakui
keilmuan Kiai Marzuki. Kita yakin beliau tak akan bicara tanpa pijakan,”
paparnya.
Ia juga mengaku diminta menjelaskan perannya
memfasilitasi pidato Kiai Marzuki. “Saya tegaskan kita ini memang yang
mengundang. Namun untuk isinya, itu kita serahkan sepenuhnya pada
beliau,” tutur kiai 52 tahun yang dikaruniai empat orang anak ini.
Gus Irfan mengaku tidak gentar dengan pemeriksaan itu. Termasuk
seandainya ikut dijerat dengan tuduhan memfasilitasi pidato yang
dianggap merugikan pihak lain tersebut. “Kalau saya ikut dituduh, ya
nanti kita hadapi secara hukum. Yang jelas jangan sampai kejadian
semacam ini memupus semangat warga NU untuk menggelar
pengajian-pengajian. Karena ruhnya NU ya ada dalam pengajian-pengajian
itu,” tegasnya.
Kaum wahabi mulai unjuk gigi,padahal hal
seperti itu yg bisa menjadi alasan BANSER sebagai pelindung kyai akan
bergerak ,padahal video di youtube dari kaum radikal lebih parah
"menghalalkan darah orang yg dianggap sesat"
assalamualaikum yg saya kaget cuma zina lebih baik ketimbang tahlil, di kampung ku jika ada kyai berbicara dalam pengajian seperti itu langsung di suruh turun dari mimbar pengajian !! kenapa di kampung mu tidak,? kenapa di diam kan saja, toh itu sudah jelas2 salah! salam
assalamualaikum
ReplyDeleteyg saya kaget cuma zina lebih baik ketimbang tahlil, di kampung ku jika ada kyai berbicara dalam pengajian seperti itu langsung di suruh turun dari mimbar pengajian !! kenapa di kampung mu tidak,? kenapa di diam kan saja, toh itu sudah jelas2 salah!
salam
Kalau mimang demikian ajarannya perlu di berantas agar tidak menyesatkan pada yang lai
ReplyDelete