Wednesday, 28 March 2012

Motivasi Yatim: Santuni Yatim Dengan Kegiatan Produktif

Panitia Jambore Anak Yatim, dari kiri, Ust. Hilmi, Mahbub Junaidi, Ust. Shohibul Izar, Ust. W. Luthfi- Ust. Bashori, Ust. Nur Kholis (membelakangi)

Dinamika kelompok yang dipandu oleh Ust. Deden ZA, sang penggagas 'Bapak asuh 1000 Yatim'


Pada hari Sabtu-Ahad, 24-25 Maret 2012 bertempat di Goa Cina-Sitiarjo-Sumbermanjing Wetan Kab. Malang diadakan kegiatan Jambore Anak Yatim se Malang Selatan dalam bentuk perkemahan selama 2 hari, yang diikuti oleh 35 anak yatim. Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap bulan  dengan peserta 30 anak setiap kegiatan. Jumlah anak yang disantuni berjumlah 90 anak yang terbagi atas 3 kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pencapaian program 'bapak asuh 1000 anak yatim' yang digagas oleh Ust. Deden ZA. S. HI, M. Pdi. 
Kegiatan Jambore Anak Yatim ini dimaksudkan agar mereka/yatim tidak merasa kecil hati/minder dalam hidupnya. Disamping itu diharapkan mereka mempunyai prestasi dalam pendidikan dan selalu punya percaya diri dalam semua kegiatan.


Kecil-kecil sudah berani tampil di depan kakak-kakaknya, . . . . , Putra dan Rizky. Ayo semangat



Suasana kegiatan pengajian bersama anak yatim, rangkaian Jambore Anak Yatim se Malang Selatan


Dalam kegiatan Jambore tersebut diisi dengan kegiatan kelompok, kreatifitas, menggali potensi, pemberian motivasi kepada mereka/yatim yang dipandu oleh Ust. Deden ZA, Ust. Drs. Shohibul Izar M. Ust. Hilmi, Mahbub Junaidi. Semua kegiatan dipantau langsung oleh trainer-trainer berpengalaman dalam kegiatan outbound, sehingga kegiatan tersebut berjalan lancar semua dan menyenangkan. Yang tidak kalah pentingnya adalah akhir rangkaian acara tersebut ditutup dengan pengajian di tengah hutan yang dipimpin langsung oleh Ust. Deden ZA S.HI, M. Pdi bersama jama'ah tahlil mBanteng-Goa Cina-Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan Kab. Malang

Ust. Deden ZA, memberi mauidhoh hasanah dalam rangkaian acara Jambore Anak Yatim

Sedang jadi 'Kabayan', Ust. Deden ZA dalam rangkaian kegiatan Jambore Anak Yatim




Friday, 23 March 2012

Pendidikan: Pejuang Tanpa Lelah di Pedalaman Malang Selatan




Menuntun orang buta-mata, lebih enak dari pada menuntun orang yang buta-hati. Batu saja bisa pecah, sekeras apapun. Tapi kalau yang keras hati??? Na'udzu billah min dzaalik
Dra. Zinatul Muflikhah, istrinya Drs. Shohibul Izar: menanggalkan semua atribut keduniaan, untuk membimbing masyarakat Bajulmati-Malang, agar lebih berpendidikan
Para Pahlawan: Mencerahkan kegelapan Pendidikan di Bajulmati-Gedangan Malang, tanpa ada yang Gaji



Thursday, 22 March 2012

Gus Dur: Melindungi Keberagaman Beragama

 

 

GUS Dur telah wafat, tetapi bersyukurlah bangsa ini karena spirit dan keteladanannya untuk melindungi kebebasan beragama terus hidup dan menyala di kalangan Nahdlatul Ulama (NU)

Wednesday, 21 March 2012

Jembatan Bajulmati; nan Exotic

Begitu menarik
jembatan Bajulmati-Gedangan Malang Jawa Timur

jembatan Bajulmati-Gedangan Malang Jawa Timur

jembatan Bajulmati-Gedangan Malang Jawa Timur

jembatan Bajulmati-Gedangan Malang Jawa Timur

Tuesday, 20 March 2012

Belajar Tanpa Dinding: TK HARAPAN Bajulmati-Gedangan Malang Belajar di Ruang Beratap Yang Tanpa Dinding






Bu Guru-bu Rusmi, Mengajar anak-anak di gedung yang tidak berdinding, sehingga sangat terganggu bila hujan datang
Walau tanpa dinding mereka tetap semangat untuk menuntut ilmu

Yang rajin ya naak . . . mungkin tahun depan sekolahanmu tidak seperti ini lagi

Monday, 19 March 2012

Tips, Belajar Debat: PUISI GUS MUS- KH. Mustofa Bisri

                                           


        


AKU HARUS BAGAIMANA
aku pergi tahlil, kau bilang itu amalan jahil
aku baca shalawat burdah, kau bilang itu bid’ah
lalu aku harus bagaimana…?

aku bertawasul dengan baik, kau bilang aku musrik
aku ikut majlis zikir, kau bilang aku kafir
lalu aku harus bagaimana…?

aku sholat pakai lafadz niat, kau bilang aku sesat
aku mengadakan maulid, kau bilang tak ada dalil yang valid
lalu aku harus bagaimana…?

aku gemar berziarah, kau bilang aku alap-alap berkah
aku mengadakan selametan, kau bilang aku pemuja setan
lalu aku harus bagaimana…?

aku pergi yasinan, kau bilang itu tak membawa kebaikan
aku ikuti tasawuf sufi, malah kau suruh aku menjauhi

ya sudahlah… aku ikut kalian…

kan ku pakai celana cingkrang, agar kau senang
kan kupanjangkan jenggot, agar dikira berbobot
kan ku hitamkan jidad, agar dikira ahli ijtihad
aku kan sering menghujat, biar dikira hebat

aku kan sering mencela, biar dikira mulia

ya sudahlah… aku pasrah pada Tuhan yang ku sembah…

Cuplikan dari puisi Gus Mus: ” Kau ini bagaimana atau ku harus bagaimana? ”