Thursday 3 November 2011

Kemakmuran di Dalam dan di Luar Masjid

BAJULMATI, rombongan Takmir Masjid dari Mojokertobelajar bertani organik

Dakwah harus bisa mendiagnosa kondisi riil atau kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat. Seperti  kondisi  nyata bangsa  indonesia  yang  berada  di bawah garis kemiskinan. Dengan mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), masih ada seki tar 40 juta  penduduk  indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Program-pro gram  pemerintah - raskin, JPS, Jamkesmas, Gakin, SKTM-  yang  digulirkan  untuk mengatasi   kemiskinan   ini   belum  mampu mengatasi  persoalan yang  ada secara signifikan.
Maka kita dengan khusuk   bersama-sama memikirkan  bagaimana kemiskinan umat ini ditangani.  Disamping kita mengajari mereka usholli harus dibarengi juga dengan mendampingi  mereka  untuk  usaha.  Suatu bentuk  keshalehan  yang  tidak  hanya ditandai  dengan  rukuk dan  sujud saja, melainkan juga oleh cucuran keringat dalam kehidupan sehari-hari  yang diniatkan ibadah.  Keselarasan antara ushalli dan usaha merupakan  konsep ideal yang  diajarkan islam untuk  mencapai  kebahagiaan dunia akhirat- kehidupan surgawi, yang diidam-idamkan oleh semua orang.
Kontek  dakwah  di dalam masjid, harus  juga  memikirkan   di luar masjid sana yang selalu  menunggu peran kita demi perubahan yang mereka harapkan,  ekonomi lebih baik.
Konkritnya, di dalam masjid kita ‘suburkan’ ibadahnya, di sekitar-halaman kiri kanan-masjid  harus  bisa kita ‘suburkan’ juga  untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar masjid.  Dalam Masjid kita makmurkan dengan shalat berjamaah 5 waktu, kajian-kajian  agama, mendiskusikan  persoalan-persoalan  sosial umat .  Di luar, halaman, masjid  kita  manfaatkan  untuk  usaha yang bisa dirasakan manfaatnya bagi jamaah secara  langsung.  Di dalam  masjid  kita  ajari umat  dengan ushalli, agar ibadahnya sesuai  dengan  tuntunan agama, Al Quran dan Al Hadits.  Di luar masjid,   umat kita ajari usaha,  agar  mereka  meresa nikmat  dalam  beragama/ibadah  karena adanya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi.
Banyak  yang  bisa  kita  lakukan  untuk  membantu  umat  mencari  jalan keluar soal kemiskinan ini,  semua  dimulai  dari hal terkecil, dimulai dari diri sendiri, dimulai saat ini juga.

No comments:

Post a Comment